Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam lingkungan kerja, dan keberhasilan suatu organisasi dalam menjaga keselamatan sering kali tergantung pada sistem manajemen yang diterapkan.
ISO 45001, sebagai standar internasional untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), telah menjadi panduan bagi banyak organisasi.
Namun, apa perbedaan mendasar antara ISO 45001 dan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja tradisional?
1. Pendekatan Berbasis Risiko
ISO 45001: Memiliki pendekatan yang sangat berbasis risiko.
Standar ini mendorong organisasi untuk melakukan analisis risiko secara menyeluruh terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga memungkinkan identifikasi dan penanganan proaktif terhadap potensi bahaya.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Tradisional: Cenderung bersifat reaktif, sering kali menanggapi insiden setelah terjadi.
Analisis risiko mungkin tidak terstruktur atau terbatas pada aspek tertentu saja.
2. Fokus pada Partisipasi Pekerja
ISO 45001: Memberikan penekanan pada partisipasi pekerja dalam pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan.
Pemikiran karyawan dianggap berharga untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Tradisional: Pemikiran karyawan mungkin kurang terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan atau perubahan dalam sistem keselamatan.
3. Integrasi dengan Sistem Manajemen Lainnya
ISO 45001: Dirancang untuk dengan mudah terintegrasi dengan standar manajemen lainnya seperti ISO 9001 (Manajemen Mutu) dan ISO 14001 (Manajemen Lingkungan), memungkinkan organisasi untuk memiliki pendekatan terpadu terhadap manajemen.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Tradisional: Mungkin bekerja sebagai entitas terpisah dan kurang terhubung secara erat dengan sistem manajemen lainnya.
4. Penekanan pada Kinerja dan Pemantauan Berkelanjutan
ISO 45001: Menekankan pemantauan berkelanjutan terhadap kinerja K3, termasuk audit internal dan eksternal, untuk memastikan pemeliharaan dan peningkatan terus-menerus.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Tradisional: Pemantauan kinerja mungkin lebih sporadis dan tidak selalu terintegrasi ke dalam kegiatan operasional sehari-hari.
5. Pemahaman Konteks Organisasi dan Pihak-Pihak yang Terkait
ISO 45001: Memerlukan organisasi untuk memahami konteks operasional mereka dan melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Tradisional: Konteks organisasi dan pemahaman pihak-pihak yang terkait mungkin tidak selalu menjadi fokus utama.
Kesimpulan
ISO 45001, sebagai standar internasional, membawa pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi terhadap manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Sementara sistem manajemen keselamatan kerja tradisional mungkin memiliki kelebihan tertentu terutama dalam situasi-situasi tertentu, ISO 45001 menawarkan suatu kerangka kerja yang lebih canggih dan responsif terhadap dinamika lingkungan kerja modern.
Memahami perbedaan ini dapat membantu organisasi membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih pendekatan manajemen keselamatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.
Leave a Reply